Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Kewaspadaan dalam Hidup
Sabtu, 31 Agustus 2024

Khutbah Jumat: Kewaspadaan dalam Hidup ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 25 Safar 1446 H / 30 Agustus 2024 M.

Khutbah Jumat Pertama: Kewaspadaan dalam Hidup

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا…

“Taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta waspadalah…” (QS. Al-Maidah [5]: 92).

Ayat ini mengandung kaidah agung dalam kehidupan. Allah memerintahkan kita untuk taat kepada-Nya dan Rasul-Nya karena kita adalah hamba-Nya. Allah menciptakan kita untuk beribadah kepada-Nya, dan ketaatan kepada Allah serta Rasul-Nya adalah sumber kebahagiaan bagi kita. Sebaliknya, memaksiati Allah dan Rasul-Nya hanya akan membawa kesengsaraan.

Dalam ketaatan terdapat banyak maslahat (manfaat), sementara dalam kemaksiatan terdapat banyak mudarat (kerugian). Allah juga berfirman: “Wahdharu” (Waspadalah). Artinya, kita harus berhati-hati agar tidak berani melanggar perintah Allah, melanggar larangan-Nya, atau meninggalkan perintah-perintah-Nya.

Seorang mukmin selalu berusaha untuk waspada dalam setiap aspek kehidupannya—dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah lakunya. Bahkan, saat hendak mengetik sesuatu di ponselnya, ia tetap waspada. Ia berhati-hati agar apa yang diketiknya tidak membawa keburukan. Seorang mukmin juga menjaga ucapannya, agar tidak menjerumuskannya ke dalam api neraka, meskipun dalam candaan. Kewaspadaan adalah sikap yang selalu harus dijaga.

Seorang mukmin senantiasa berhati-hati dalam setiap perkataannya karena khawatir terhadap sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau bersabda:

إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah, ia menganggapnya remeh, namun akibat perkataannya itu, ia terjerumus ke dalam neraka Jahanam.” (HR. Muslim).

Seorang mukmin khawatir jika ucapannya, tulisannya, atau tindakannya malah menjerumuskannya ke dalam api neraka. Oleh karena itu, ia selalu berusaha untuk waspada dalam setiap ucapannya. Saat menuntut ilmu, ia juga waspada, tidak ingin mengambil ilmu dari sembarang orang, melainkan dari mereka yang benar-benar bisa membimbingnya menuju surga, kebenaran, dan jalan Salafush Shalih, sehingga ia pun selamat.

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang mukmin juga berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman. Ia tidak ingin temannya menjerumuskannya ke dalam api neraka, sehingga ia berusaha berteman dengan orang-orang shalih yang akan membawanya menuju surga Allah ‘Azza wa Jalla. Ketika hendak memilih pasangan hidup, ia pun waspada agar pasangannya kelak justru menjerumuskan dirinya ke dalam neraka Jahanam.

Kewaspadaan adalah sikap yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap mukmin. Dan kewaspadaan terbesar adalah dalam menjaga agama dan keimanan kita, agar keimanan tersebut tidak dicabut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala akibat kurangnya kewaspadaan.

Khutbah Jumat Kedua: Kewaspadaan dalam Ucapan dan Perilaku

Sifat kewaspadaan semakna dengan wara’, dimana ini salah satu sifat agung dalam Islam. Hakikat wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan dapat merusak akhirat. Terkadang, sesuatu yang mubah (halal) dapat membuat kita lalai dan merusak waktu, sehingga akhirnya kita lalai dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Seorang Muslim meninggalkan sesuatu yang mubah tersebut karena khawatir hal itu bisa merusak akhiratnya. Inilah kewaspadaan yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Download mp3 Khutbah Jumat: Kewaspadaan dalam Hidup

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Kewaspadaan dalam Hidup” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54431-khutbah-jumat-kewaspadaan-dalam-hidup/